Abul Qasim al-Qusyairi lahir pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 376 H di perkampungan Osto yang masih termasuk kawasan kota Naisabur. Keterangan ini merujuk pada kesaksian al-Khathib al-Baghdadi sebagaimana tertuang dalam karyanya, Tarikh Baghdad (Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, 2008, 11: 83). Sejak kecil, Abul Qasim al-Qusyairi telah ditinggal wafat oleh ayahnya dan ia pun diasuh oleh seorang ulama sufi bernama Abu Qasim al-Yamani. Di usia remaja, Abul Qasim al-Qusyairi mengembara ke kota Naisabur. Di kota penuh ilmu inilah Abul Qasim al-Qusyairi bertemu dengan Abu Ali ad-Daqqaq, seorang tokoh sufi besar.
Rupanya Abu Ali ad-Daqqaq menaruh hati kepada sang murid. Kelak, sang sufi muda ini pun dinikahkan dengan seorang perempuan cantik jelita bernama Fathimah yang tak lain adalah putri dari Abu Ali ad-Daqqaq. Dari pernikahan yang pernuh berkah ini, Abul Qasim al-Qusyairi mendapatkan enam anak laki-laki dan satu anak perempuan. Abul Qasim al-Qusyairi menemui banyak tokoh besar Islam di zamannya. Pada awalnya ia menimba ilmu tasawuf kepada Abu Ali ad-Daqqaq. Bila dirunut silsilah tasawuf Abul Qasim al-Qusyairi adalah Abul Qasim al-Qusyairi dari Abu Ali ad-Daqqaq dari Abu Qasim an-Nashrabadi dari Muhammad Asy-Syibli dari al-Junaid al-Baghdadi dari as-Sirri as-Saqati dari Ma’ruf al-Karkhi dari Dawud at-Tha’I (Lihat kitab Thabaqat al-Fuqaha’ asy-Syafi’iyyah karya Ibnu Shalah hal.525 vol.2 cetakan Muassasah ar-Risalah Kairo tahun 2012).