Shalahuddin Al-Ayyubi di bawah arahan dan didikan dari Nuruddin Zanki, tumbuh menjadi seorang ksatria sejati yang buan hanya garang di medan perang, tetapi amat penyayang dan pemaaf kepada rakyatnya. Di dalam dirinya berkumpul sifat-sifat utama yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Banyak ilmu pengetahuan, keterampilan dan ketangkasan milik Shalauddin Al Ayyubi  yang diwariskan dari Nuruddin Zanki. Ia pun mewarisi cita-cita mulia dari guru dan kedua orangtuanya, menaklukan kembali Tanah Suci Palestina yang telah dirampas oleh pasukan Salib.

Shalahuddin terus menimba Ilmu agama dan Ilmu keterampilan berpedang dan berkuda. Dengan tekun, Shalahuddin berguru pada Nuruddin Zanki dan pamannya, Asadudin Syirkuh. Panggilan itu pun tiba. Penduduk kota Damaskus datang meminta pertolongan para prajurit di Mosul untuk membantu mempertahankan benteng kotanya dari serangan Tentara Salib. Pasukan Salib sangat yakin akan merebut benteng ini. Mereka datang dengan jumlah yang sangat besar.

Pertempuran mempertahankan Benteng Homs di Damaskus dari serbuan pasukan salib, ayah Shalahuddin, Najmuddin Ayyub terluka parah dan wafat. Inilah akhir kebersamaan Shalahuddin dengan ayahnya tercinta. Shalahuddin tak pernah melupakan wasiat terakhir dari ayahanda.Sementara itu, Mesir diperintahkan oleh seorang gubernur yang zhalim, bernama Ibnu Al-Munkidz. Khalifah Dinasti Fathimiyyah yang berkuasa saat itu tidak punya kekuasaan sama sekali. Semua dikendalikan oleh gubernur Zhalim yang berkuasa. Umat islam terpecah-pecah, tak ada penolong bagi mereka. Banyak orang dihukum dengan kejam tanpa kesalahan yang jelas. ia bahkan membuat perjanjian dengan pasukan Salib. Ini semakin membuat pedih umat islam. Nuruddin Zanki mengutus Asaddudin Syikuh dan shalahuddi, berusaha menolong saudaranya. Mereka menempuh perjalanan jauh dari Mosul ke Mesir, untuk menyelematkan umat Islam dari kesengsaraan.

Waktu terus berlalu. Sultan Nuruddin Zanki melepas pasukan perang yang dipimpin oleh Shalahuddin Al-Ayyubi menuju Mesir. Mereka dikirim untuk membebaskan kaum muslim dari kesewenang-wenangan Dinasti Fathimiyyah yang berkuasa di Mesir saat itu. Sang Sultan agak khawatir, sebab ia paham benar jika musuh yang dihadapi kali ini berbeda. Kelompok Assassin yang melindungi penguasa Mesir saat itu dikenal tangguh, culas dan tidak mengenal belas kasihan.

Di tengah perjalanan, pasukan Shalahuddin dihadang oleh kelompok Assassin. Pertempuran dahsyat pun tidak bisa dihindari. Dalam pertempuran tersebut Shalahuddin bertarung dengan Zariq, salah satu Assassin yang kemampuannya di atas rata-rata.

Komik edisi kejayaan Muhammad Al-fatih ini di desain khusus dan spesial untuk mengabadikan keberhasilan beliau dalam memimpin pasukan Islam dan mewujudkan Nubuwwah Rasulullah SAW, serta sebagai sarana atau media edukasi sejarah yang menyenangkan untuk dipelajari.